Senin, 06 Februari 2012

PEMBELAJARAN SOSIAL


PEMBELAJARAN SOSIAL
1.  Pembelajaran partisipatif
Kegiatan pembelajaran partisipatif terdiri atas kegiatan belajar dan membelajarkan secara partisipatif. Partisipatif merupakan kata sifat dari kata partisipasi atau keterlibatan dalam suatu program atau kegiatan tertentu dalam berbagai tahapan tindakan, yakni: keterlibatan dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program/kegiatan..
Kegiatan belajar partisipatif adalah keikutsertaan peserta didik (siswa) dalam kegiatan belajar sejak dari kegiatan merencanakan, melaksanakan dan menilai kegiatan belajar membelajarkan. Sedangkan kegiatan membelajarkan partisipatif adalah upaya pendidik (sumber belajar) untuk memotivasi dan melibatkan siswa dalam kegiatan merencanakan, melaksanakan dan menilai kegiatan belajar yang dilakukan bersama di dalam kelompok oleh siswa, dengan bantuan dari sumber belajar.
Pendapat yang senada juga mengemukakan bahwa strategi pembelajaran partisipatif adalah suatu proses pemberdayaan peserta dididk melalui berbagai kegiatan pembelajaran mulai dari kegiatan identifikasi masalah, perencanaan, hingga pada pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan serta tindak lanjut dari hasil pembelajaran..
Berdasarkan pada kedua pandangan di atas, dapat dikatakam bahwa strategi pembelajaran partisipatif pada umumnya menuntut peserta didik untuk ikut serta secara aktif dalam kegiatan belajar membelajarkan dengan berpikir dan berbuat secara kreatif, bebas, terbuka dan bertanggung jawab untuk mempelajari hal-hal yang bermakna dalam memenuhi kebutuhan belajar dan kepentingan bersama.
Berdasarkan deskripsi uraian beberapa pandangan di atas, dapat dikemukakan beberapa aspek yang menjadi fokus perhatian dalam menggunakan strategi pembelajaran partisipatif, yaitu:
1. Faktor utama dalam strategi pembelajaran partisipatif adalah: faktor manusia, faktor tujuan, faktor bahan ajar, fasilitas waktu dan fasilitas sarana belajar.
2. Tahapan kegiatan pembelajaran terdiri atas: tahap pembinaan keakraban, tahap identifikasi kebutuhan, sumber dan kemungkinan hambatan, tahap perumusan tujuan belajar, tahap penyusunan program kegiatan belajar, tahap pelaksanaan kegiatan belajar, dan tahap evaluasi hasil yang dapat dicapai dalam proses pembelajaran.
3. Peserta atau anggota, aturan kegiatan, upaya belajar, kegiatan membelajarkan, tujuan belajar.
4. Faktor manusia yang merupakan perhatian utama dalam penggunaan strategi pembelajaran partisipatif adalah peserta didik, sumber belajar, tenaga lain yang terkait. ..
Kegiatan pembelajaran partisipatif ditempuh melalui 6 langkah kegiatan, yaitu: (1) Tahap Pembinaan Keakraban, (2) Tahap Identifikasi Kebutuhan, Sumber dan Kemungkinan Hambatan, (3) Tahap Perumusan Tujuan Belajar, (4) Tahap Penyusunan Program kegiatan Belajar, (5) Tahap Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran, (6) Tahap Penilaian Proses, Hasil dan Pengaruh Kegiatan Pembelajaran. Dalam pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran tersebut, maka pihak yang memegang peranan utama, adalah guru sebagai pihak pengelola pembelajaran atau pihak yang membelajarkan dan pihak siswa sebagai peserta belajar. Kedua pihak ini masing-masing memiliki peran yang berbeda namun memiliki hubungan atau keterkaitan yang erat dalam proses pembelajaran. Untuk jelasnya, peranan kedua unsur tersebut akan diuraikan satu persatu berikut ini.

2.  Pembelajaran mandiri
2.3MODEL PEMBELAJARAN MANDIRIA.Konsep Pembelajaran MandiriDalam rangka menuju kedewasaan, seorang anak harus dilatih untuk belajar mandiri.Belajar mandiri merupakan suatu proses, dimana individu mengalami inisiatif denganatau tanpa bantuan orang lain.1.Dapat mengurangi ketergantungan pada oran lain2.Dapat menumbuhkan proses alamiah perkembangan jiwa3.Dapat menumbuhkan tanggung jawab pada peserta didik Berdasarkan hal tersebut pendidik bukan sebagai pihak yang menentukan segala-galanyadalam pembelajaran, tetapi lebih berperan sebagai fasilitator atau sebagai teman pesertadidik dalam memenuhi kebutuhan belajar mereka.B.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Belajar MandiriBanyak faktor yang mempengaruhi untuk tumbuhnya belajar mandiri, yaitu :1.Terbuka terhadap setiap kesempatan belajar, belajar pada dasarnya tidak dibatasi olehwaktu, tempat dan usia2.Memiliki konsep diri sebagai warga belajar yang efektif, seseorang yang memilikikonsep diri berarti senantiasa mempersepsi secara positif mengenai belajar dan selalumengupayakan hasil belajar yang baik 3.Berinisiatif dan merasa bebas dalam belajar, inisiatif merupakan dorongan yang munculdari diri seseorang tanpa dipengaruhi oleh orang lain, seseorang yang memiliki inisiatif untuk belajar tidak perlu dirangsang untuk belajar.4.Memiliki kecintaan terhadap belajar, menjadikan belajar sebagai bagian dari kehidupanmanusia dimulai dari timbulnya kesadaran, keakraban dan kecintaan terhadap belajar.5.Kreativitas. Menurut Supardi (1994), kreativitas merupakan kemampuan seseoranguntuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun kerja nyata, yangrelatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.Ciri perilaku kreatif yang dimiliki seseorang diantaranya dinamis, berani, banyak akal,kerja keras dan bebas. Bagi seseorang yang kreatif, tidak akan kuatir atau takutmelakukan sesuatu sepanjang yang dilakukannya mengandung makna.6.Memiliki orientasi ke masa depanSeseorang yang memiliki orientasi ke masa depan akan memandang bahwa masa depan bukan suatu yang mengandung ketidakpastian.7.Kemampuan menggunakan keterampilan belajar yang mendasar dan memecahkanmasalah

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Mandiri
  • Terbuka terhadap setiap kesempatan belajar
  • Memiliki konsep diri sebagai warga belajar yang efektif
  • Berinisiatif dan merasa bebas dalam belajar
  • Memiliki kecintaan terhadap belajar
  • Kreativitas
  • Memiliki orientasi ke masa depan
  • Kemampuan menggunakan keterampilan belajar yang mendasar dan memecahkan masalah
Peran Pendidik Dalam Belajar Mandiri Sebagai Fasilitator :
  • Mengupayakan atau menciptakan suasana/ kondisi yang memungkinkan peserta didik memperoleh pengalaman belajar
  • Membantu peserta didik lebih memahami tujuan belajarnya
  • Mendorong peserta didik untuk dapat mengimplementasikan tujuannya
  • Berusaha mengorganisasi dan mencari kemudahan-kemudahan penggunaan sumber/ sarana belajar yang tersedia
  • Menempatkan dirinya sebagai sumber belajar
  • Menerima respon tiap ekspresi peserta didik secara intelektual dan empatik
  • Menciptakan iklim yang kondusif
  • Mengambil inisiatif dalam mengadakan urun rembuk
  • Melalui pengalaman bersama peserta didik
  • Memfungsikan kedudukannya sebagai fasilitator.
3. Pembelajaran kontekstual

2MODEL PENDEKATAN PEMBELAJARANA.Konsep Pendekatan Pembelajaran KontekstualPendekatan pembelajaran kontekstual mendasarkan diri pada kecenderungan pemikirantentang belajar dilihat dari proses transfer belajar, lingkungan belajar.Dilihat dari proses, belajar tidak hanya sekedar menghapal. Dari transfer belajar, siswa belajar dai mengalami sendiri, bukan pemberian dari orang lain. Dan dilihat darilingkungan belajar, bahwa belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa.Pembelajaran kontekstual (contextual learning) merupakan upaya pendidik untuk menghubungkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata pesertadidik, dan mendorong peserta didik melakukan hubungan antara pengetahuan yangdimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga danmasyarakat.Dalam penerapan pembelajaran kontekstual tidak lepas dari landasan filosofisnya, yaitualiran konstruktivisme. Aliran ini melihat pengalaman langsung peserta didik (directexperiences) sebagai kunci dalam pembelajaran.B.Perbedaan Pembelajaran Kontekstual dan Pembelajaran KonvensionalKarakteristik model pembelajaran kontekstual dalam penerapannya di kelas, antara lain :
1.Siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran
2.Siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi, saling mengoreksi
3.Pembelajaran dihubungkan dengan kehidupan nyata atau masalah
4.Perilaku dibangun atas kesadaran diri
.5.Keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman
6.Peserta didik tidak melakukan yang jelek karena dia sadar hal itu keliru dan merugikan.7.Bahasa diajarkan dengan pendekatan komunikatif, yakni peserta didik diajak menggunakan bahasa dalam konteks nyata.
Karakteristik model pembelajaran konvensional dalam penerapannya di kelas, antara lain:
1.Siswa adalah penerima informasi
2.Siswa cenderung belajar secara individual
3.Pembelajaran cenderung abstrak dan teoritis
4.Perilaku dibangun atas kebiasaan
5.Keterampilan dikembangkan atas dasar latihan
6.Peserta didik tidak melakukan yang jelek karena dia takut hukuman
7.Bahasa diajarkan dengan pendekatan structural

Pembelajaran kontekstual memiliki perbedaan dengan pembelajaran konvensional,tekanan perbedaannya yaitu pembelajaran kontekstual lebih bersifat student centered(berpusat kepada peserta didik) dengan proses pembelajarannya berlangsung alamiahdalam bentuk kegiatan peserta didik bekajar dan mengalami. Sedangkan pembelajarankonvensional lebih cenderung teacher centered (berpusat kepada pendidik), yang dalam proses pembelajarannya siswa lebih banyak menerima informasi bersifat abstrak danteoritis

C.Komponen-komponen Pembelajaran KontekstualPeranan pendekatan pembelajaran kontekstual di kelas dapat didasarkan pada tujuhkomponen, yaitu :1.KonstruktivismeKonstruktivisme merupakan landasan berfikir pembelajaran kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia didalam dirinya sedikit demi sedikit, yang hasilnyadapat diperluas melalui konteks yang terbatas
.2.Pencairan (inquiry)Menemukan merupakan inti dari pembelajaran kontekstual. Pengetahuan danketerampilan yang diperoleh siswa merupakan hasil dari penemuan siswa itu sendiri.
3.Bertanya (Questioning)Bertanya merupakan awal dari pengetahuan yang dimiliki seseorang. Bagi siswa kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasisinquiriy, yaitu untuk menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui,dan mengarahkan pada aspek yang belum diketahui
.4.Masyarakat Belajar (Learning Community)Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh darikerjasama dengan orang lain. Masyarakat belajar bisa terjadi apabila ada komunikasi duaarah atau lebih, yaitu antara siswa dengan siswa atau antara siswa dengan pendidik apabila diperlukan atau komunikasi antara kelompok.
5.Pemodelan (Modeling)Model dapat dirancang dengan melibatkan guru, siswa atau didatangkan dari luar sesuaidengan kebutuhan. Dengan pemodelan, siswa dapat mengamati berbagai tindakan yangdilakukan oleh model tersebut.
6.Refleksi (Reflection)Refleksi adalah cara berfikir tentang sesuatu yang sudah dipelajari. Realisasi dari refleksidalam pembelajaran dapat berupa:a)Pernyataan langsung tentang sesuatu yang sudah diperoleh siswa b)Kesan dan pesan/saran siswa tentang pembelajaran yang sudah diterimanyac)Hasil karya7.Penilaian yang sebenarnya (authentic assessment)Assessment merupakan proses pengumpulan data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Assessment menekankan pada proses pembelajaran makadata yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan pada saat

Tidak ada komentar: