PEMBELAJARAN SOSIAL
1. Pembelajaran
partisipatif
Kegiatan pembelajaran partisipatif terdiri
atas kegiatan belajar dan membelajarkan secara partisipatif. Partisipatif
merupakan kata sifat dari kata partisipasi atau keterlibatan dalam suatu
program atau kegiatan tertentu dalam berbagai tahapan tindakan, yakni:
keterlibatan dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi
program/kegiatan..
Kegiatan belajar partisipatif adalah
keikutsertaan peserta didik (siswa) dalam kegiatan belajar sejak dari kegiatan
merencanakan, melaksanakan dan menilai kegiatan belajar membelajarkan.
Sedangkan kegiatan membelajarkan partisipatif adalah upaya pendidik (sumber
belajar) untuk memotivasi dan melibatkan siswa dalam kegiatan merencanakan,
melaksanakan dan menilai kegiatan belajar yang dilakukan bersama di dalam
kelompok oleh siswa, dengan bantuan dari sumber belajar.
Pendapat yang senada juga mengemukakan
bahwa strategi pembelajaran partisipatif adalah suatu proses pemberdayaan
peserta dididk melalui berbagai kegiatan pembelajaran mulai dari kegiatan
identifikasi masalah, perencanaan, hingga pada pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan serta tindak lanjut dari hasil
pembelajaran..
Berdasarkan
pada kedua pandangan di atas, dapat dikatakam bahwa strategi pembelajaran
partisipatif pada umumnya menuntut peserta didik untuk ikut serta secara aktif
dalam kegiatan belajar membelajarkan dengan berpikir dan berbuat secara
kreatif, bebas, terbuka dan bertanggung jawab untuk mempelajari hal-hal yang
bermakna dalam memenuhi kebutuhan belajar dan kepentingan bersama.
Berdasarkan
deskripsi uraian beberapa pandangan di atas, dapat dikemukakan beberapa aspek
yang menjadi fokus perhatian dalam menggunakan strategi pembelajaran
partisipatif, yaitu:
1. Faktor utama dalam strategi pembelajaran
partisipatif adalah: faktor manusia, faktor tujuan, faktor bahan ajar,
fasilitas waktu dan fasilitas sarana belajar.
2. Tahapan kegiatan pembelajaran terdiri
atas: tahap pembinaan keakraban, tahap identifikasi kebutuhan, sumber dan
kemungkinan hambatan, tahap perumusan tujuan belajar, tahap penyusunan program
kegiatan belajar, tahap pelaksanaan kegiatan belajar, dan tahap evaluasi hasil
yang dapat dicapai dalam proses pembelajaran.
3. Peserta atau anggota, aturan kegiatan,
upaya belajar, kegiatan membelajarkan, tujuan belajar.
4. Faktor manusia yang merupakan perhatian
utama dalam penggunaan strategi pembelajaran partisipatif adalah peserta didik,
sumber belajar, tenaga lain yang terkait. ..
Kegiatan pembelajaran partisipatif ditempuh melalui 6 langkah
kegiatan, yaitu: (1) Tahap Pembinaan Keakraban, (2) Tahap Identifikasi
Kebutuhan, Sumber dan Kemungkinan Hambatan, (3) Tahap Perumusan Tujuan Belajar,
(4) Tahap Penyusunan Program kegiatan Belajar, (5) Tahap Pelaksanaan Kegiatan
Pembelajaran, (6) Tahap Penilaian Proses, Hasil dan Pengaruh Kegiatan
Pembelajaran. Dalam pelaksanaan
langkah-langkah pembelajaran tersebut, maka pihak yang memegang peranan utama,
adalah guru sebagai pihak pengelola pembelajaran atau pihak yang membelajarkan
dan pihak siswa sebagai peserta belajar. Kedua pihak ini masing-masing memiliki peran yang berbeda namun memiliki
hubungan atau keterkaitan yang erat dalam proses pembelajaran. Untuk jelasnya, peranan kedua unsur tersebut akan diuraikan satu persatu
berikut ini.
2. Pembelajaran mandiri
2.3MODEL PEMBELAJARAN
MANDIRIA.Konsep Pembelajaran MandiriDalam rangka menuju kedewasaan, seorang
anak harus dilatih untuk belajar mandiri.Belajar mandiri merupakan suatu
proses, dimana individu mengalami inisiatif denganatau tanpa bantuan orang
lain.1.Dapat mengurangi ketergantungan pada oran lain2.Dapat menumbuhkan proses
alamiah perkembangan jiwa3.Dapat menumbuhkan tanggung jawab pada peserta
didik Berdasarkan hal tersebut pendidik bukan sebagai pihak yang menentukan
segala-galanyadalam pembelajaran, tetapi lebih berperan sebagai fasilitator
atau sebagai teman pesertadidik dalam memenuhi kebutuhan belajar
mereka.B.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Belajar MandiriBanyak faktor
yang mempengaruhi untuk tumbuhnya belajar mandiri, yaitu :1.Terbuka terhadap
setiap kesempatan belajar, belajar pada dasarnya tidak dibatasi olehwaktu,
tempat dan usia2.Memiliki konsep diri sebagai warga belajar yang efektif,
seseorang yang memilikikonsep diri berarti senantiasa mempersepsi secara
positif mengenai belajar dan selalumengupayakan hasil belajar yang
baik 3.Berinisiatif dan merasa bebas dalam belajar, inisiatif merupakan
dorongan yang munculdari diri seseorang tanpa dipengaruhi oleh orang lain,
seseorang yang memiliki inisiatif untuk belajar tidak perlu dirangsang
untuk belajar.4.Memiliki kecintaan terhadap belajar, menjadikan belajar sebagai
bagian dari kehidupanmanusia dimulai dari timbulnya kesadaran, keakraban dan
kecintaan terhadap belajar.5.Kreativitas. Menurut Supardi (1994), kreativitas
merupakan kemampuan seseoranguntuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa
gagasan maupun kerja nyata, yangrelatif berbeda dengan apa yang telah ada
sebelumnya.Ciri perilaku kreatif yang dimiliki seseorang diantaranya dinamis,
berani, banyak akal,kerja keras dan bebas. Bagi seseorang yang kreatif, tidak
akan kuatir atau takutmelakukan sesuatu sepanjang yang dilakukannya mengandung
makna.6.Memiliki orientasi ke masa depanSeseorang yang memiliki orientasi ke
masa depan akan memandang bahwa masa depan bukan suatu yang mengandung
ketidakpastian.7.Kemampuan menggunakan keterampilan belajar yang mendasar dan
memecahkanmasalah
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Belajar Mandiri
- Terbuka terhadap setiap kesempatan belajar
- Memiliki konsep diri sebagai warga belajar yang efektif
- Berinisiatif dan merasa bebas dalam belajar
- Memiliki kecintaan terhadap belajar
- Kreativitas
- Memiliki orientasi ke masa depan
- Kemampuan menggunakan keterampilan belajar yang mendasar dan memecahkan masalah
Peran Pendidik Dalam Belajar
Mandiri Sebagai Fasilitator :
- Mengupayakan atau menciptakan suasana/ kondisi yang memungkinkan peserta didik memperoleh pengalaman belajar
- Membantu peserta didik lebih memahami tujuan belajarnya
- Mendorong peserta didik untuk dapat mengimplementasikan tujuannya
- Berusaha mengorganisasi dan mencari kemudahan-kemudahan penggunaan sumber/ sarana belajar yang tersedia
- Menempatkan dirinya sebagai sumber belajar
- Menerima respon tiap ekspresi peserta didik secara intelektual dan empatik
- Menciptakan iklim yang kondusif
- Mengambil inisiatif dalam mengadakan urun rembuk
- Melalui pengalaman bersama peserta didik
- Memfungsikan kedudukannya sebagai fasilitator.
3. Pembelajaran kontekstual
2MODEL
PENDEKATAN PEMBELAJARANA.Konsep Pendekatan Pembelajaran
KontekstualPendekatan pembelajaran kontekstual mendasarkan diri pada
kecenderungan pemikirantentang belajar dilihat dari proses transfer belajar,
lingkungan belajar.Dilihat dari proses, belajar tidak hanya sekedar menghapal.
Dari transfer belajar, siswa belajar dai mengalami sendiri, bukan
pemberian dari orang lain. Dan dilihat darilingkungan belajar, bahwa belajar
efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada
siswa.Pembelajaran kontekstual (contextual learning) merupakan upaya pendidik
untuk menghubungkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia
nyata pesertadidik, dan mendorong peserta didik melakukan hubungan antara
pengetahuan yangdimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga danmasyarakat.Dalam penerapan pembelajaran kontekstual tidak
lepas dari landasan filosofisnya, yaitualiran konstruktivisme. Aliran ini melihat pengalaman langsung peserta didik
(directexperiences) sebagai kunci
dalam pembelajaran.B.Perbedaan Pembelajaran Kontekstual dan Pembelajaran KonvensionalKarakteristik
model pembelajaran kontekstual dalam penerapannya di kelas, antara lain :
1.Siswa secara aktif terlibat
dalam proses pembelajaran
2.Siswa belajar dari teman
melalui kerja kelompok, diskusi, saling mengoreksi
3.Pembelajaran dihubungkan dengan
kehidupan nyata atau masalah
4.Perilaku dibangun atas
kesadaran diri
.5.Keterampilan dikembangkan
atas dasar pemahaman
6.Peserta didik tidak
melakukan yang jelek karena dia sadar hal itu keliru dan merugikan.7.Bahasa
diajarkan dengan pendekatan komunikatif, yakni peserta didik
diajak menggunakan bahasa dalam konteks nyata.
Karakteristik model
pembelajaran konvensional dalam penerapannya di kelas, antara lain:
1.Siswa adalah penerima
informasi
2.Siswa cenderung belajar
secara individual
3.Pembelajaran cenderung
abstrak dan teoritis
4.Perilaku dibangun atas
kebiasaan
5.Keterampilan dikembangkan
atas dasar latihan
6.Peserta didik tidak
melakukan yang jelek karena dia takut hukuman
7.Bahasa diajarkan dengan
pendekatan structural
Pembelajaran kontekstual memiliki
perbedaan dengan pembelajaran konvensional,tekanan perbedaannya yaitu
pembelajaran kontekstual lebih bersifat student centered(berpusat kepada
peserta didik) dengan proses pembelajarannya berlangsung alamiahdalam bentuk
kegiatan peserta didik bekajar dan mengalami. Sedangkan
pembelajarankonvensional lebih cenderung teacher centered (berpusat kepada
pendidik), yang dalam proses pembelajarannya siswa lebih banyak menerima
informasi bersifat abstrak danteoritis
C.Komponen-komponen
Pembelajaran KontekstualPeranan pendekatan pembelajaran kontekstual di kelas
dapat didasarkan pada tujuhkomponen, yaitu :1.KonstruktivismeKonstruktivisme
merupakan landasan berfikir pembelajaran kontekstual, yaitu
bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia didalam dirinya sedikit demi
sedikit, yang hasilnyadapat diperluas melalui konteks yang terbatas
.2.Pencairan
(inquiry)Menemukan merupakan inti dari pembelajaran kontekstual. Pengetahuan
danketerampilan yang diperoleh siswa merupakan hasil dari penemuan siswa itu
sendiri.
3.Bertanya
(Questioning)Bertanya merupakan awal dari pengetahuan yang dimiliki seseorang.
Bagi siswa kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan
pembelajaran yang berbasisinquiriy, yaitu untuk menggali informasi,
mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui,dan mengarahkan pada aspek yang
belum diketahui
.4.Masyarakat Belajar
(Learning Community)Konsep learning community menyarankan agar hasil
pembelajaran diperoleh darikerjasama dengan orang lain. Masyarakat belajar bisa
terjadi apabila ada komunikasi duaarah atau lebih, yaitu antara siswa dengan
siswa atau antara siswa dengan pendidik apabila diperlukan atau komunikasi
antara kelompok.
5.Pemodelan (Modeling)Model
dapat dirancang dengan melibatkan guru, siswa atau didatangkan dari luar
sesuaidengan kebutuhan. Dengan pemodelan, siswa dapat mengamati berbagai
tindakan yangdilakukan oleh model tersebut.
6.Refleksi
(Reflection)Refleksi adalah cara berfikir tentang sesuatu yang sudah
dipelajari. Realisasi dari refleksidalam pembelajaran dapat berupa:a)Pernyataan
langsung tentang sesuatu yang sudah diperoleh siswa b)Kesan dan
pesan/saran siswa tentang pembelajaran yang sudah diterimanyac)Hasil
karya7.Penilaian yang sebenarnya (authentic assessment)Assessment merupakan
proses pengumpulan data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar
siswa. Assessment menekankan pada proses pembelajaran makadata yang dikumpulkan
harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan pada saat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar